Bismillahirrahmanirrahiim...
Ya, bisa dikatakan aku ini berjiwa seni, keindahan. Bukan karena bapakku seniman atau sastrawan, tetapi memang diriku yang sejak kecil suka hal-hal indah, kreatif. Bahkan, hampir setiap sudut ruang di rumahku terdapat karya-karya tanganku. Entah itu hiasan dinding berupa rajutan bunga, kaligrafi, lukisan kartun, ornamen kertas lipat, pigora sedotan bekas,, dll. Itu part-1:handicraft.
Di masa TK, aku paling hobi membuat hiasan langit-langit dari kertas warna. Caranya mudah, cukup gunting membentuk persegi panjang ukuran 4x15cm, gulung dan lem membentuk gelang. Kemudian kaitkan pola yang lain pada gelang, buat gelang baru sehingga memanjang membentuk rantai. Itulah mainan kesukaanku saat itu. Hobiku itu ternyata masih berlanjut hingga usia SD. Berbagai macam patung tanah liat kujemur di depan rumah, baju-baju boneka kubuat sendiri dari kain perca. Kebetulan ibuku adalah seorang penjahit jadi kain perca itulah yang mendukung hobiku ini. Semakin hari semakin berkembang. Aneka lukisan/gambar dan kaligrafi berhasil kupamerkan kepada teman-teman, guru, dan semua orang di rumahku. Tak jarang kudapat sanjungan dari mereka, waktu itu. Bahkan, kelas 5 SD aku sudah berpenghasilan dengan menjual fotocpy gambar kartun buatanku sendiri. Saat itulah aku merasa tidak takut saat dewasa kelak tak akan mendapat pekerjaan . Dan, inilah part-2: seni menggambar/lukis.
Berlanjut ke jenjang SMP. Satu hal yang kutakuti, kubenci, namun akhirnya kucintai, kurindukan selalu. Latihan mengarang, dalam pelajaran Bahasa Indonesia. Sejak SD, Matematika is ok for me. Demikian pula saat SMP. Nah, saat mata pelajaran Bahasa Indonesia tiba, kumulai resah karena aku nggak suka mengarang. Namun, justeru itu aku makin liar dengannya, kupaksakan untuk menghajarnya. Pokoknya aku harus bisa mengarang. titik. Wal hasil, pertarunganku dengan mengarang akhirnya berubah menjadi persahabatan manis. Saat kelas 2 SMP, aku bahkan melahirkan 1 buku kumpulan puisi, pantun, cerpen dan drama(bukan buku yang diterbitkan sih... jauh dari itu. Buku ku ini hanya 1 buku tulis berisi karya-karyaku tadi. Sungguh sangat berharga bagiku. Inilah awal babak tulisanku dimulai. part-3:tulisan fiksi/sastra.
SMA???? Masihkah jiwa seniku menggelora? Dan akhirnya aku pun hidup dalam dunia science. Hampir setiap hariku adalah FISIKA. Sampai-sampai aku sering memakai istilah fisika dalam obrolan canda sekalipun. Sungguh terlalu... Jiwa seni-ku benar-benar tersamarkan, tertimbun pelan-pelan. Untungnya, saat kelas 2 aku awali lagi kreatvitasku dengan membuat tepak pensil, tas, bandana dll(namun, jujur nggak terlalu unik. tampak biasa-biasa aja, menurutku). Dan lagi-lagi, barang-barang ini menjadi sumber pendapatan tersendiri bagiku. Satu sentakan lagi, yaitu saat guru Bahasa Indonesiaku mengadakan pelatihan penulisan cerpen selama 2 hari dengan mengundang pembicara terkenal dan masih kuingat 1 pesan beliau: "Jangan pernah berhenti menulis buku diary. Karena itu kelak akan menjadi harta yang sangat berharga saat kamu menulis." . Namun, saat itu mendekati masa-masa Olimpiade nasional. Momen yang sangat bergengsi saat itu. Dan, erpen pun terlewati. Nah, memang jodoh kali ya?? aku kembali dipertemukan dengan kaya fiksi. Teman sebangku aku, yang gila buku Harry potter, pernah membawa buku kecil berjudul "Pudarnya pesona Cleopatra". Ini adalah buku fiksi pertama yang aku baca setelah 5 tahun yang lalu(dulu SD suka baca buku bacaan di Perpus :P ). Dan, buku ini lah yang mencadi candu dan pada akhirnya aku sekarang menjadi gila buku(bagiku, tapi tak seberapa dibanding penggila buku lainnya).
Tak kusangka, diri ini bisa merasakan bangku kuliah. Di kampus Teknik pula. ya Allah.... nggak gue bangeettt. Hari-hari kujalani, dan kubertemu dengan yang namanya PKM(Program kreativitas Mahasiswa) . PKM lah yang mengarahkan aku pada segala sesuatu yang rasional, visioner dan applicable. Intinya, berkarya untuk benar-benar bisa menyelesaikan masalah di masyarakat. bisa bermanfaat, intinya. Anehnya, baru sadar kalau dari sekian PKM yang saya ikuti selama 4tahun, baru 1 kali dibiayai dan itupun PKMK(Percikcas:Perca kain batik-casing). Bener-bener bukan Teknik banget, apalagi Teknik Kimia. Baru 1 kali submit PKMP(penelitian, dan itupun Skripsiku dan akhirnya tidak didanai). Ya Allah... sedihnya... begitu susah eksplorasi ide dari dunia akademikku, tapi justeru dari hobi. Turbulensi sastra dimulai, entah sampai kapan. Sela-sela engineering, beberapa cerpen, puisi, lukisan/gambar, muncul kembali. Tetapi seolah hanya bercak-bercak dalam kanvas bermotif angka dan notasi matematik.
Hemm... entah sampai kapan, namun:
-- my soul is an art, although my life is a science --
I love an art, so much and
I need a science
SMA???? Masihkah jiwa seniku menggelora? Dan akhirnya aku pun hidup dalam dunia science. Hampir setiap hariku adalah FISIKA. Sampai-sampai aku sering memakai istilah fisika dalam obrolan canda sekalipun. Sungguh terlalu... Jiwa seni-ku benar-benar tersamarkan, tertimbun pelan-pelan. Untungnya, saat kelas 2 aku awali lagi kreatvitasku dengan membuat tepak pensil, tas, bandana dll(namun, jujur nggak terlalu unik. tampak biasa-biasa aja, menurutku). Dan lagi-lagi, barang-barang ini menjadi sumber pendapatan tersendiri bagiku. Satu sentakan lagi, yaitu saat guru Bahasa Indonesiaku mengadakan pelatihan penulisan cerpen selama 2 hari dengan mengundang pembicara terkenal dan masih kuingat 1 pesan beliau: "Jangan pernah berhenti menulis buku diary. Karena itu kelak akan menjadi harta yang sangat berharga saat kamu menulis." . Namun, saat itu mendekati masa-masa Olimpiade nasional. Momen yang sangat bergengsi saat itu. Dan, erpen pun terlewati. Nah, memang jodoh kali ya?? aku kembali dipertemukan dengan kaya fiksi. Teman sebangku aku, yang gila buku Harry potter, pernah membawa buku kecil berjudul "Pudarnya pesona Cleopatra". Ini adalah buku fiksi pertama yang aku baca setelah 5 tahun yang lalu(dulu SD suka baca buku bacaan di Perpus :P ). Dan, buku ini lah yang mencadi candu dan pada akhirnya aku sekarang menjadi gila buku(bagiku, tapi tak seberapa dibanding penggila buku lainnya).
Tak kusangka, diri ini bisa merasakan bangku kuliah. Di kampus Teknik pula. ya Allah.... nggak gue bangeettt. Hari-hari kujalani, dan kubertemu dengan yang namanya PKM(Program kreativitas Mahasiswa) . PKM lah yang mengarahkan aku pada segala sesuatu yang rasional, visioner dan applicable. Intinya, berkarya untuk benar-benar bisa menyelesaikan masalah di masyarakat. bisa bermanfaat, intinya. Anehnya, baru sadar kalau dari sekian PKM yang saya ikuti selama 4tahun, baru 1 kali dibiayai dan itupun PKMK(Percikcas:Perca kain batik-casing). Bener-bener bukan Teknik banget, apalagi Teknik Kimia. Baru 1 kali submit PKMP(penelitian, dan itupun Skripsiku dan akhirnya tidak didanai). Ya Allah... sedihnya... begitu susah eksplorasi ide dari dunia akademikku, tapi justeru dari hobi. Turbulensi sastra dimulai, entah sampai kapan. Sela-sela engineering, beberapa cerpen, puisi, lukisan/gambar, muncul kembali. Tetapi seolah hanya bercak-bercak dalam kanvas bermotif angka dan notasi matematik.
Hemm... entah sampai kapan, namun:
-- my soul is an art, although my life is a science --
I love an art, so much and
I need a science
Hehehehe. . Saya juga model2 anak bahasa, dan kemudian nyasar ke teknik. :)
ReplyDeleteheaaa.... #senasib dong. :P
ReplyDelete