Ini adalah sebuah contoh yang sangat agung yang Allah jelaskan
di dalam Al-Qur’an supaya kita bisa belajar. Allah swt. Berfirman :
“Dan tatkala ia sampai di sumber air negeri Madyan ia menjumpai
di sana sekumpulan orang yang sedang meminumkan (ternaknya), dan ia
menjumpai di belakang orang banyak itu, dua orang wanita yang sedang
menghambat (ternaknya). Musa berkata: ‘Apakah maksudmu (dengan berbuat
at begitu)?’ Kedua wanita itu menjawab: ‘Kami tidak dapat meminumkan
(ternak kami), sebelum pengembala-pengembala itu memulangkan
(ternaknya), sedang bapak kami adalah orang tua yang telah lanjut
umurnya. Maka Musa memberi minum ternak itu untuk (menolong) keduanya,
ke- mudian dia kembali ke tempat yang teduh lalu berdoa: ‘Ya Tuhanku
sesungguhnya aku sangat memerlukan sesuatu kebaikan yang
Engkau turunkan kepadaku.’ Kemudian datanglah kepada Musa salah seorang
dari kedua wanita itu berjalan kemalu-maluan, ia berkata: ‘Sesungguhnya
bapakku memanggil kamu agar ia memberikan balasan terhadap (kebaikan)mu
memberi minum (ternak) kami.’ Maka tatkala Musa mendatangi bapaknya
(Syu'aib) dan menceritakan kepadanya cerita (mengenai dirinya), Syu'aib
berkata: ‘Janganlah kamu takut. Kamu telah selamat dari orang-orang yang
zalim itu.’ Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: ‘Ya bapakku
ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya
orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah
orang yang kuat lagi dapat dipercaya.’ (Q.S.Al-Qashash:23-26)
Ini contoh yang paling baik perihal amanat berinteraksi dengan
wanita. Belajarlah kepada Musa a.s… kedua wanita itu tidak bisa member
minum karena kerumunan manusia. Apakah Nabi Musa berkata, “Aku. Mengapa
aku?” apakah beliau berkata, “Aku tidak mau berbicara dengan wanita.”
Maha suci Allah. Ada beberapa pemuda yang mengira bahwa berinteraksi dengan wanita hukumnya haram.
Ya Allah. Siapa yang berkata begitu? Nabi Musalah yang justeru
menghampiri kedua wanita tersebut seraya bertanya, “Mengapa kalian
berbuat demikian?” ini adalah adab yang diajarkan Islam. Ia tidak
mengucapkan, “Selamat sore. Nama saya…”
Demikian pula kedua wanita tersebut, perhatikanlah adab mereka.
Jawabannya sesuai dengan kadar pertanyaan. Kalaulah ayah mereka tidak
lanjut usia, mereka tidak akan keluar. Lalu hasilnya, “Musa segera memberi minum ternak itu untuk menolong keduanya.” Ini menunjukkan sikap Musa yang jantan dan berani. Semua ini penting dalam berinteraksi dengan wanita.
Maha suci Allah. Lihatlah setelah Musa member minum ternaknya. Ia langsung pergi berteduh.
Ya Allah. Perhatikan sifat pemalu yang dimiliki Nabi Musa. Ia pergi
berteduh, bukan malah berkata, “Saya ada di sini setiap hari pada waktu
yang sama.”
Saudaraku, belajarlah dari adab yang ditunjukkan Nabi Musa. Karena
itu, sungguh aneh bahwa wanita itu meminta ayahnya untuk mengangkat Musa
sebagai pekerja dengan berkata. “Sesungguhnya orang terbaik yang kau ambil sebagai pekerja kita adalah yang kuat dan amanah.”
Bagaimana ia mengetahui kalau Musa orang yang amanah? Jangan heran!
Wanita bisa mengetahui sikap amanah seorang lelaki lewat tatapan
matanya.
Contoh yang yang ditunjukkan oleh Musa dalam berinteraksi dengan
wanita layak untuk dipelajari oleh para pemuda. Kita sangat
membutuhkannya. Terutama saat ini. Banyak diantara pemuda yang berniat
buruk dan jahat ketika berinteraksi dengan wanita. Adapula yang
sebaliknya. Ia sama sekali menolak berinteraksi dengan wanita. Dalam
kamusnya, tidak ada kata wanita ata kata berinteraksi dengan wanita.
Saudaraku, kuharap engkau bisa memahami ucapanku. Pahamilah substansinya, jangan lahirnya.
Dr. Amr Khaled (Motivator Muslim Dunia) dalam bukunya: “Buku Pintar AKHLAK”
No comments:
Post a Comment