Bismillahirrahmanirrahiim
Just want to share my little experience to go aboard.
Dalam hal ini, cerita dibagi dalam 6 bagian:
- Kesesuaian bidang kuliah di Negara tersebut dengan bidang kuliah sekarang atau minat/bakat.
Terkadang, ada beberapa orang yang tidak peduli nantinya kuliah apa disana, yang penting berangkat. Tapi, saya pribadi lebih cenderung memilih bidang kuliah yang “sreg” atau sesuai hati dan terutama kemanfaatan untuk diri sendiri dan juga orang lain, umumnya bangsa Indonesia. Mau tidak mau, mengembangkan bangsa adalah tanggungjawab setiap diri kita dan saat di luar negeri pun kita membawa nama bangsa juga. Pertanyaan pertama yang selalu muncul saat bertemu/berkenalan dengan warga Negara lain adalah: “where are you come from?”. Bagaimana kalau bidang kuliahnya tidak sesuai? Ada dua kemungkinan, kita bisa menambah wawasan baru karena bisa mengatasi alias bisa akselerasi memahami bidang kuliah atau kita akan gagal karena tidak mampu akselerasi.
*note: usaha ekstra itu mutlak saat bidang kuliah jauh beda dengan bidang sekarang
- Jarak dan biaya
Perkirakan jarak dan biaya sesuai kemampuan kita, jangan sampai di Negara orang lain malah terlantar tidak jelas. Namun, bukan berarti tak punya cukup uang tidak bisa ke luar negeri lho. Carilah informasi beasiswa dan bila ternyata beasiswa kurang, jadilah orang kreatif untuk menghidupi diri sendiri(dengan cara halal, tentunya). Pada dasarnya mencukupi kebutuhan di dalam negeri atau luar negeri sama saja jika kita buka orang yang *kebergantungan pada orang lain, missal orang tua.
- Keamanan Negara
Jika pergi ke luar negeri untuk jihad fii sabilillaah(dalam konteks berperang membela agama), tidak masalah pergi ke Negara yang sedang berperang. Justeru itu yang tepat. Tapi kalau ingin studi, saya sarankan carilah tempat yang aman termasuk aman dari bencana alam yang memang sedang ‘in’.
- Ketersediaan tempat wisata/something different with our country
Ada salah seorang dosen saya yang berpendapat: kuliah di luar negeri itu sebenarnya sama saja, tidak jauh beda. Yang membedakan adalah pengalaman dan tempat-tempat yang tidak ada di negeri kita. Jadi kalau kuliah ke lur selfar negeri, yang pertama adalah belajar dan yang kedua adalah wista(experience).
- Gaya hidup(*just a little
Poin ini sebenarnya hanya sedikit tambahan, terutama yang tidak bisa mengendalikan diri dalam “pergaulan”. Sudah bukan rahasia lagi kalau pergaulan di Indonesia berbeda dengan pergaulan di luar negeri, terutama benua eropa dan amerika. Jika memang merasa tidak siap akan “pergaulan bebas”, janganlah nekat.
*note: pahami diri anda sendiri
- LoA(Letter of Acceptment) atau surat penerimaan kampus
- Untuk mendapatkan ini, sama halnya mendaftar kuliah d Indonesia, hanya saja harus mengikuti alur dari kampus di luar negeri. Beberapa tahap yang biasanya dilalui yaitu kontak professor(pelajari dulu CV orangnya, cari do google), pendaftaran, seleksi berkas, seleksi wawancara(by phone/ skyping), dan pengumuman. Adapun berkas-berkas yang diperlukan biasanya:
Saya kira banyak beasiswa untuk ke luar negeri. rajin-rajin saja mencari informasi. Bisa jad beasiswa dari pemerintah/perusahaan baik dari Indonesia maupun luar negeri
- Passport
Untuk pembuatan passport, lakukan sedini mungkin untuk menghindari gagal ke luar negeri hanya karena kurang persyaratan passport. Pembuatan passport bisa dilakukan di kantor imigrasi terdekat, tidak harus kota kelahiran dengan membawa dokumen asli, minimal sebagai berikut( KTP, Kartu Keluarga, Akta kelahiran). Pendaftarannya bisa melalui cara konvensional(langsung datang ke tempat, mengisi formulir dan memasukkan berkas ke loket pendaftaran). Foto dan wawancara biasanya dilakukan 1-2 hari setelahnya. Atau melalui prosedur online(ngisi formulir online), dating ke kantor dan menyerahkan berkas, langsung foto dan wawancara. Prosedur lengkapnya bisa dilihat di website : http://ipass.imigrasi.go.id:8080/xpasinet/faces/InetMenu.jsp
*note: Waspada antri, datanglah pagi-pagi.
- Visa
Untuk visa, pembuatannya bisa dilakukan di kedutaan/konsulat nergara tujuan. Ada yang alam dan ada pula yang cepet. Berkas yang dperlukan: foto 4x6 3lembar, LoA, passport, biaya pembuatan. Saat membuat visa, pastikan sudah pasti akan tinggal dimana dan siapa yang bertanggungjawab disana. *tempat tinggal di setiap Negara berbeda-beda. Ada beberapa opsi yang biasanya ada:
+ tinggal di asrama kampus
+ mencari dan mendaftar kos-kosan(dormitory/logement)
+ tinggal di tempat saudara/relasi
+mencari dan mendaftar d rumah penduduk sana ssambil belajar bahas dan budaya(biasanya kita bantu-bantu disana, seperti rumah sendiri)
- Surat tugas(jika beasiswa dari DIKTI atau dari perusahaan)
- Tiket pesawat+boarding pass+tax
- Persediaan makanan halal(min u/ 5 hari). Missal roti, biscuit, mie instan, sari kurma, dll.
- Persediaan obat
- Pakaian secukupnya(±5 setel)
- Handphone, charger, kabel rol/T(pastikan tipe colokan sama)
- ATM bertanda cirrus/master card/visa(penarikan biasanya terkena charge). Hati-hati penggunaan ATM.
- Heater(untuk masak/buat minuman panas)
- Baju tebal, kaos kaki,payung dll(untuk daerah bermusim dingin)
- Baju batik/ khas Indonesia(biasanya ada even yang mengharuskan baju daerah)
- Beli dan aktifkan simcard Negara tujuan
- Lapor ke KBRI(bawa passport)
- Selesaikan administrasi kampus
- Searching tempat makan halal, masjid, took terdekat
- Mencari kenalan orang asli sana
Pathumthani[AIT Library], 02 Oct 2012/14:42.
Just want to share my little experience to go aboard.
Dalam hal ini, cerita dibagi dalam 6 bagian:
- Memilih negara tujuan
- Kesesuaian bidang kuliah di Negara tersebut dengan bidang kuliah sekarang atau minat/bakat.
Terkadang, ada beberapa orang yang tidak peduli nantinya kuliah apa disana, yang penting berangkat. Tapi, saya pribadi lebih cenderung memilih bidang kuliah yang “sreg” atau sesuai hati dan terutama kemanfaatan untuk diri sendiri dan juga orang lain, umumnya bangsa Indonesia. Mau tidak mau, mengembangkan bangsa adalah tanggungjawab setiap diri kita dan saat di luar negeri pun kita membawa nama bangsa juga. Pertanyaan pertama yang selalu muncul saat bertemu/berkenalan dengan warga Negara lain adalah: “where are you come from?”. Bagaimana kalau bidang kuliahnya tidak sesuai? Ada dua kemungkinan, kita bisa menambah wawasan baru karena bisa mengatasi alias bisa akselerasi memahami bidang kuliah atau kita akan gagal karena tidak mampu akselerasi.
*note: usaha ekstra itu mutlak saat bidang kuliah jauh beda dengan bidang sekarang
- Jarak dan biaya
Perkirakan jarak dan biaya sesuai kemampuan kita, jangan sampai di Negara orang lain malah terlantar tidak jelas. Namun, bukan berarti tak punya cukup uang tidak bisa ke luar negeri lho. Carilah informasi beasiswa dan bila ternyata beasiswa kurang, jadilah orang kreatif untuk menghidupi diri sendiri(dengan cara halal, tentunya). Pada dasarnya mencukupi kebutuhan di dalam negeri atau luar negeri sama saja jika kita buka orang yang *kebergantungan pada orang lain, missal orang tua.
- Keamanan Negara
Jika pergi ke luar negeri untuk jihad fii sabilillaah(dalam konteks berperang membela agama), tidak masalah pergi ke Negara yang sedang berperang. Justeru itu yang tepat. Tapi kalau ingin studi, saya sarankan carilah tempat yang aman termasuk aman dari bencana alam yang memang sedang ‘in’.
- Ketersediaan tempat wisata/something different with our country
Ada salah seorang dosen saya yang berpendapat: kuliah di luar negeri itu sebenarnya sama saja, tidak jauh beda. Yang membedakan adalah pengalaman dan tempat-tempat yang tidak ada di negeri kita. Jadi kalau kuliah ke lur selfar negeri, yang pertama adalah belajar dan yang kedua adalah wista(experience).
- Gaya hidup(*just a little
Poin ini sebenarnya hanya sedikit tambahan, terutama yang tidak bisa mengendalikan diri dalam “pergaulan”. Sudah bukan rahasia lagi kalau pergaulan di Indonesia berbeda dengan pergaulan di luar negeri, terutama benua eropa dan amerika. Jika memang merasa tidak siap akan “pergaulan bebas”, janganlah nekat.
*note: pahami diri anda sendiri
- Melengkapi persyaratan administrasi ke luar negeri
- LoA(Letter of Acceptment) atau surat penerimaan kampus
- Untuk mendapatkan ini, sama halnya mendaftar kuliah d Indonesia, hanya saja harus mengikuti alur dari kampus di luar negeri. Beberapa tahap yang biasanya dilalui yaitu kontak professor(pelajari dulu CV orangnya, cari do google), pendaftaran, seleksi berkas, seleksi wawancara(by phone/ skyping), dan pengumuman. Adapun berkas-berkas yang diperlukan biasanya:
- Ijasah terakhir
- Transkrip
- Score bahasa(TOEFL/DELF/Bahasa arab, dll)
- KTP/KTM/Passpor
- Akte kelahiran
- Surat rekomendasi(dosen/pimpinan perusahaan)
- CV(curriculum vitae)
- Motivation letter(surat lamaran)
Saya kira banyak beasiswa untuk ke luar negeri. rajin-rajin saja mencari informasi. Bisa jad beasiswa dari pemerintah/perusahaan baik dari Indonesia maupun luar negeri
- Passport
Untuk pembuatan passport, lakukan sedini mungkin untuk menghindari gagal ke luar negeri hanya karena kurang persyaratan passport. Pembuatan passport bisa dilakukan di kantor imigrasi terdekat, tidak harus kota kelahiran dengan membawa dokumen asli, minimal sebagai berikut( KTP, Kartu Keluarga, Akta kelahiran). Pendaftarannya bisa melalui cara konvensional(langsung datang ke tempat, mengisi formulir dan memasukkan berkas ke loket pendaftaran). Foto dan wawancara biasanya dilakukan 1-2 hari setelahnya. Atau melalui prosedur online(ngisi formulir online), dating ke kantor dan menyerahkan berkas, langsung foto dan wawancara. Prosedur lengkapnya bisa dilihat di website : http://ipass.imigrasi.go.id:8080/xpasinet/faces/InetMenu.jsp
*note: Waspada antri, datanglah pagi-pagi.
- Visa
Untuk visa, pembuatannya bisa dilakukan di kedutaan/konsulat nergara tujuan. Ada yang alam dan ada pula yang cepet. Berkas yang dperlukan: foto 4x6 3lembar, LoA, passport, biaya pembuatan. Saat membuat visa, pastikan sudah pasti akan tinggal dimana dan siapa yang bertanggungjawab disana. *tempat tinggal di setiap Negara berbeda-beda. Ada beberapa opsi yang biasanya ada:
+ tinggal di asrama kampus
+ mencari dan mendaftar kos-kosan(dormitory/logement)
+ tinggal di tempat saudara/relasi
+mencari dan mendaftar d rumah penduduk sana ssambil belajar bahas dan budaya(biasanya kita bantu-bantu disana, seperti rumah sendiri)
- Surat tugas(jika beasiswa dari DIKTI atau dari perusahaan)
- Tiket pesawat+boarding pass+tax
- Kepastian berangkat ke luar negeri
- Mempelajari budaya dan kondisi Negara tujuan
- Persiapan barang bawaan
- Persediaan makanan halal(min u/ 5 hari). Missal roti, biscuit, mie instan, sari kurma, dll.
- Persediaan obat
- Pakaian secukupnya(±5 setel)
- Handphone, charger, kabel rol/T(pastikan tipe colokan sama)
- ATM bertanda cirrus/master card/visa(penarikan biasanya terkena charge). Hati-hati penggunaan ATM.
- Heater(untuk masak/buat minuman panas)
- Baju tebal, kaos kaki,payung dll(untuk daerah bermusim dingin)
- Baju batik/ khas Indonesia(biasanya ada even yang mengharuskan baju daerah)
- 3 hari pertama di luar negeri
- Beli dan aktifkan simcard Negara tujuan
- Lapor ke KBRI(bawa passport)
- Selesaikan administrasi kampus
- Searching tempat makan halal, masjid, took terdekat
- Mencari kenalan orang asli sana
Pathumthani[AIT Library], 02 Oct 2012/14:42.
No comments:
Post a Comment