Bahan:
-
Nangka muda
-
Daun mlinjo (so)
-
Kacang panjang
-
Kelapa parut
-
Bawang merah& putih
-
Lombok merah, cabe
-
Garam
-
Lengkuas, daun salam
-
Kencur
-
Terasi
Cara memasak:
1.
Haluskan semua bumbu (lengkuas dan daun salam
hanya dimemarkan)
2.
Tumis bumbu hingga harum, masukkan nangka muda
yang sudah dicacah kecil-kecil, disusul dengan daun so dan kacang panjang yang
sudah dipotong kecil-kecil juga
3.
Tambahkan parutan kelapa, aduk hingga merata
diatas api kecil
4.
Angkat, pindah dan kukus hingga matang
Itu adalah hasil masakanku kemarin waktu lagi kangen-kangennya dengan sego megono. Maklum, di Jawa Timur masih jarang megono, tetapi banyak pecel dan rawon. Hehe... Maybe someday I will have restaurant that provide sego megono. :)
Sejarah sego megono:
Masakan super sedap ini adalah khas Pekalongan(mengapa bukan Pemalang. Hikss.. tapi nggak apa lah.. tetanggaan. :) ).
Sego=nasi(dalam bahasa jawa). Megono=ya...megono. Hehe
Ternyata ada sejarah lahirnya juga lho... Ada beberapa versi, tapi saya ambil versi pertama yang pernah diceritakan pula oleh website keren
Versi pertama bercerita tentang kehidupan yang aman, tenteram, makmur, sejahtera lagi sentosa di sebuah desa. Di desa itu hidup seorang tua yang sudah lama hidup menjanda (atau Rondo dalam bahasa Jawa). Suatu ketika saat sedang memasak nasi (meliwet), muncul badai secara tiba-tiba di desa tersebut. Mbah Rondo punya kebiasaan menaruh berbagai sayuran diatas tempat nasi yang digunakan untuk dimasak. Badai membuat desa dan tentu saja rumah mbah Rondo berantakan, begitu pula berbagai sayuran Mbah Rondo yang akhirnya tercampur baur bersama nasi liwet.
Seperti kebiasaan warga desa kebanyakan, maka sehabis badai reda, setelah musyawarah desa diadakan lah kerja bakti gotong royong membersihkan lingkungan dan membangun kembali segala hal yang rusak, termasuk rumah mbah Rondo. Lalu,sesuai kebiasaan dan norma yang berlaku pula, warga saling memberikan makanan ketika kerja bakti dilaksanakan. Mbah Rondo, yang memang hidup miskin ditinggal mati suaminya, tidak punya makanan lain selain nasi liwet campur baur dengan sayuran. Apa boleh buat, maka nasi itu yang diberikan kepada warga. Dalam bahasa Jawanya; MErGO oNOne mung kuwi (karena adanya cuma itu) alias nggak punya hidangan yang lain. Jadi deh, Sego Megono ! Hehe ada-ada saja. Sejak saat itulah Sego Megono selalu muncul di meja makan dan setiap hajatan orang Pekalongan.
- See more at: http://nutrisiuntukbangsa.org/sego-megono-jelazah-gizi-dari-kota-batik/#sthash.tVTK1Yub.dpuf
Sego megono bagiku:
Ya, sego megono adalah salah satu kekayaan kuliner Indonesia yang begitu nikmaatttt.. sedaappp (bagiku). Bagaimana tidak, kalau ada sego megono, aku bisa makan berkali-kali. *ooppssss... apa nggak takut gendut? sepertinya nggak bakalan inget gendut kurus deh kalau megono ini sudah nempel di lidah. Makanan ini berkali-kali membuatku rindu dan bahkan saat di negeri gajah putih aku hoby memasaknya (meskipun tanpa kencur...jadi nggak seenak di tanah kelahiran sendiri). Dan, lagi.. kalau aku pulang ke rumah atau main ke rumah kakakku, pasti mereka menyiapkan masakan spesial ini untukku. Cieee... #kalau ada orang hajatan pun, berkatan(konsumsi yang dibawa pulang) sering menggunakan megono. Apalagi kalau dibungkus daun jati dan dimakan sama nasi pero(tidak lembek) dan ikan asin pethek(yang lebar tipis). Ya Allah.... nikmatnya.... sungguh luar biasa.
Peggunaansego megono
Dari yang konon katanya sego megono ini berawal dari suguhan untuk orang-orang yang bergotong-royong (kala itu), kini sego megono memiliki banyak peran. Di desa saya, salah satu desa di kabupaten Pemalang megono identik dengan Tumpeng. Jadi, di tempat saya dulu, tumpeng ya nasi yang diliwet dengan kukusan(cone besar yang terbuat dari anyaman bambu) yang dimasukkan ke dalam dandhang(pancu besar). aroma nasi tumpeng ini khas dengan bumbu megono yang ada di dalamnya. Orang-orang biasanya menggunakan tumpeng ini untuk acara syukuran. Pembagiannya, nasinya dicampur dulu dengan sayur megononya biar rata, biar adil. Hehe... Tumpeng ini di tempat saya biasanya tanpa lauk lho...ya cuma megono ini dan kadang megononya sudah dicampur dengan ikan teri. tapi, meski tanpa lauk, tetap sedaaap..mantab! Berkembang lagi nasi megono juga dipakai untuk acara hajatan,,untuk berkatan(seperti yang saya ceritakan sebelumnya). Yang utama, sego megono ini kerap menjadi menu sarapan favorit, nggak hanya di Pekalongan saja. Di Pemalang dan beberapa daerah jawa tengah bahkan Jakarta, sangatlah marak dan menjamur dimana-dimana. keren kan? Selain itu, tentunya sekarang juga banyak kuliner sego megono.
No comments:
Post a Comment