Saturday, December 7, 2013

Air mata membeku

 
“Guys... lets go on!!”
“Ok brother. Don't allow the time eat you. Hahaha..”
“At which point we will start this expedition?”
Three boys look at a colored map. This map is an absolute thing for them now. It is a guide for looking out all of the passages in this mountain.
“Ah... this point!! ya.. we will start here. It's around 1 km far from here. It is connected to a nice small lake there.”, Sadiq show a picture represent a lake.
“How do you think?”
“Em.. why don't we start from west side of that. It's a shorter distance from the lake. We don't need to take more time”, Aulia try to argue another idea.
“Ok bro!! Briliant idea. I agree with you, Aulia”, anthusiasly Bram state his agreement. But, it's look so bad. He is overacting.
Tegar, Dewi and Muflih are still thinking. They seem so serious. Tegar yang memainkan bolpen di tangannya, diputar putarlah bolpen itu menyerupa dengan baling-baling. Bukan baling-baling pesawat, karena sangat jauh dibandingkan. Seperti baling-baling pesawat mainan yang gagal produksi, berputar tak sempurna. Jangankan sempurna, berputar saja sudah untuk. Bolpen Tegar hanyalah bergerak kanan-kiri dan hanya sesekali hanya berputar. Ah... sudahlah, I think it's not imprtant to discuss about that. Bagaimana degan keseriusan Dewi? Pastinya beda lagi. Ia sibuk dengan jerawatnya. Tangannya tak bisa lepas dari pipi yang penuh jerawat kecil-kecil itu. Dia tampak menikmati aktivitasnya itu. Meraba kulitnya wajahnya dan memaksa pelan isi jerawatnya keluar begitu saja. Sadis... bukan, bukan sadis. Ini hal biasa bagi cewek yang tidak terlalu care pada wajah. Masa bodoh, males merawat wajah. Pernah ku melihat, seorang cewek yang saking asyiknya bermain dengan jerawatnya hingga bercak darah keluar dari lubang jerawat. Huh... berlebihan. Nah.. yang satu ini, Muflih, dia melakukan hal yang paling elegan. Ia mencorat-coret sesuatu entah apa pada block note nya. Tampaknya ia sedang menimang, menimbang untuk memutuskan titik mana yang akan jadi start point mereka. Ia orang yang paling melankolis diantara mereka ber-enam. Segala sesuatu ia rinci sedetail-detailnya. Banyak sekali pertimbangannya, bahkan sampai-sampai teman-temannya sering 'ngerjain' dia karena saking lamanya bertindak. Muflih tak salah, karena tak jarang pula sikapnya ini menyelamatkan petualangan mereka. Complete. Satu tim yang karakter tokohnya bermacam-macam. Ada yang slengekan1) , serius, emosional, humoris, dll.
Wait.. ah.. Look at this picture!. It shows that it's difficult to pass the way to lake from Aulia's start point. We have to walk thourgh a long deep river. I think better use Sidiq's rute”, Muflih try to explain.
“Walking through a river is nice, right?”, Dewi said.
“Not all river Dewi.. this river is so deep. And I hear that it's an horor river”
Huh... that's a mitos. Why do you still believe that?”, Bram add his argument. This time, he think rational, not like an usual. Bram is a bizard person. He always think out of the box. Thinking out of the box is good, actually. But, his thinking often make their friends become confuse. His thinking is abstract, can not be accepted by brain. Hemm.. Bram, however, he is a kind boy. Within so many bad comments, he is still calm down. What a stabil emotion.
Well, akhirnya diputuskan bahwa mereka melalui jalur usulan Sidiq.
An expedition is started ~
Rombongan dengan tas ransel masing-masing berduyun-duyun menaiki kaki gunung. Semangat membara yang terukir di butiran keringat mereka, membuat lelahnya perjalanan tak kerasa. Katanya demikian. Meski berkilometer berjalan dengan berlawanan elevasi ketinggian, tetap saja canda tawa tak hilang. Justeru, canda tawa sebagai penawar lelah mereka; selain air minun tentunya. Wah.... sepertinya asik mendaki bersama-sama. Seru, menyenangkan.
“Ayo guys.. kita taklukan lereng ini..”, seru Bram untuk menyemangati teman-temannya yang mulai tampak letih.
Satu langkah, dua langkah, hingga ribuan langkah kaki telah mereka tinggalkan sebagai jejak sang petualang. Jejak; saksi buta perjalanan mereka. Jejak yang tak kan mereka lupakan meski jejak itu sendiri hilang bersama guyuran air hujan ataupan tiupan debu.
“Lih.. liatin tuh si Aulia. Sampe minta foto sama jejak kakinya. Hemm..narsis...narsis”, ucap si Sidiq pada Muflih.
“Bro... gimana kalo kamu fotoin aku juga ma jejak yang ini ni!!”, Muflih malah terinspirasi dari Aulia untuk foto bareng si jejak kaki yang ditunjuknya.
“Weeh... kok malah kamu ikutan narsis gitu Bro. Tumben?? kesambet setan mana ini?”, ujar Sidiq sambil memegang dahi Muflih yang tumben-tumbenan nggak fobi-kamera.
“Aku ingin mengabadikan pengalaman ini. Aku tak mau kenanganku bersama kalian hanyut bersama hujan yang meghaous jejak ini nantinya”
“Super sekali Bung Muflih ini. Ayo lah.. boleh juga tuh foto rame-rame.”, usul Tegar sambil menepuk pundak Sidiq. Si Sidiq yang tapak masih bingung pun mengiyakannya.
“Iii... ya deh. Ayo”
Satu....dua...tiiigaaa.... cheese...huwaaa....oowwooo.. bermacam-macam gaya mereka keluarkan, serasi dengan perjalanan mereka. Happ... a nice photo shoot dengan dedaunan sebagai tripot-nya.
Perjalan pun dilanjutkan. Target mereka, harus sampai puncak saat sunrise. Merekam keindahan sang surya dari puncak. Mulai dari aspal, rumput, tanah liat, sungai, kerikil, debu, hingga bebatuan besar menemani mereka. Jalanan ii bukan jalan tol yang mulus lancar tanpa hambatan, bukan pula jalannan di pasar malam untuk bersantai sambil menikmati jamuan pasar baik makanan hingga sepatu dan mainan sekalipun. Jalanan ini jalanan penuh rintangan tetapi juga penuh kesegaran dan keindahan alam di dalamnya. Ada jurang, bebatuan besar, rawa, jalan licin, ada ular, ada kalajengking, dan banyak hewan liar lainnya. Dan semoga tak ada bajak hutan yang siap menghabisi mangsanya.
“Aaaaaaaaaaaaaa.......”, teriak Dewi begitu histeris. Memecah keheningan hutan dan seisinya. Di depannya melintas seekor ular besar dan hampir tak tampak oleh mata karena kulitnya yang menyeruapi dedaunan kering; coklat-krem. Untuk saja si ular tak ikut kaget karena teriakan Dewi. Jika iya.. bisa jadi si ular malah melopat ke tubuh Dewi. Bagaimana jadinya nanti? Tidak tahu. Bram mencoba menyingkirkan ular itu, tapi sudah keburu Sidiq melakukannya. Dewi masih lemas karena shock hampir menginjak ular. Diteguknya air putih dari botol minum Aulia. Aulia pun menenangkan Dewi sebisanya.
“Sudah lah Wi.. baru gitu aja. Ayo dong.. berani!”, tegur Sidiq setelah menyelesaikan urusannya dengan si ular.
“Iya.. tapi aku kan kaget. Orang nggak keliatan tiba-tiba nongol di depan.”, bantah Dewi sambil sesenggukan.
Sidiq acuh, mungkin sedikit kesal. Atau hanya ekspresinya saja yang memang begitu-begitu saja; datar. Yang lain tampak bengong dengan perkataan Sidiq. Tapi sudahlah.. baru seperempat perjalanan. Perjalanan masih panjang. Jika sudah patah semangat gara-gara hal sepele seperti ini, berarti tak berbakat mendaki, tak berbakat mengukir jejak keemasan, tak berbakat menjadi orang sukses. Lets moving forward. Lanjutkan.
Hari semakin gelap, mentari perlahan mundur dari penglihatan manusia. Angin berhembus makin kencang, menembus sela-sela pepohonan dan dedaunan yang rindang. Tak tampak lagi kesegaran dedaunan hijau sejak dari pagi tadi. Dedaunan itu pun istirahat, berhenti sejenak dari tugasnya membentuk cadangan makanan; yang katanya anak sekolahan biasa disebut fotosintesis. Di perkampungan bawah sana, pastinya orang-orang juga pada istirahat dari aktivitas siang mereka; bekerja. Malam hari lebih dikenal sebagai waktu istirahat. Ya, manusia dan makhluk lainnya termasuk matahari pun beristirahat, menyiapkan kesibukan besok harinya.
“Udah gelap ni Diq. Istirahat dulu yuk, kita lanjutkan besok. Rasanya tempat ini cocok untuk kita buat tenda”, ujar Tegar.
“Ah... ok, setuju. Gimana teman-teman? Kita istirahat disini ya?”, tanya Sidiq pada teman-temannya.
Semua mengiyakannya dengan gaya bahasa tubuh masing-masing.
Tenda bercorak army telah terpasang kuat. Lengkap tungku kecil buatan Muflih dan Sidiq di depan tenda. Malam ini nampak cerah dihiasi kelap-kelip bintang dan cahaya bulan. Para pembuat jejak ini juga tak kalah ceria. Mereka tampak segar kembali setelah bersih-bersih dan mengisi energi dengan bekal yang dibawa.
Jreng=jreng=jreng,...
Dipetiklah sebuah gitar; mengisi kesunyian malam di hutan. Sempat-sempatnya bawa gitar? Mendaki atau camping ya? Itulah mereka. Tak salah jika bawaan mereka banyak, sampai gitar saja dibawa. Gitar, api unggun, coklat panas; kombinasi yang manatab. Tak hanya itu, jagung bakar, ikan bakar, ubi bakar, juga bisa jadi pilihan menu malam ini.
“Wah... banyak juga pilihannya, seperti warkop saja.”, ujar Muflih.
“Hidup ini jangan dibikin susah boss. Ada rejeki banyak.. yang disyukuri.. ada rejeki sedikit.. yang jangan mau”, sambut Bram
“Loh kan rejeki sedikit juga harus disyukuri. Sudah untuk diberi rejeki, diberi ubi mentah aja. Nah, kalau nggak ada?”, kata Muflih.
“Loh.. pak ustad Muflih ini gimana. Kalau dikasi rejeki sedikit ya jangan mau. Harus yang banyak. Artinya kalau rejeki kita sedikit ya cari lagi dong. Jangan nyerah pada yang sedikit tadi”. Bantah Bram.
“Bukannya itu sama saja rakus ya? Udah dikasi jatah sedikit maunya segudang. Kalau yang sedikit cukup, kenapa harus cari lagi”. Tambah si Dewi.
“Sebentar teman-teman, jangan pada salah paham dulu. Gini lho, intinya itu semangat untuk mendapatkan rejeki lebih. Tidak stag, berhenti pada keadaan sedikit itu tadi. Kadang kita sebenarnya mampu mendapatkan lebih, tapi malas-malasan untuk mengejar itu. Semangatnya bro.. sist.. semangatnya”, Bram yang merasa dipojokkan tampak gigih dengan pendapatnya.
“I agree with you, Bram”, sebut Sidiq. Sidiq kemudian berdehem dan melanjutkan kalimatnya, “Dalam mencari rejeki atau dalam melakukan hal apapun, janganlah setengah-setengah. Full out. Saat kita bisa melakukan lebih, kenapa tidak? Jangan pernah puas dengan perolehan kita yang terbatas, dengan karya yang terbataas.”
“Tetep saja aku belum setuju dengan kamu dan Bram.”, kata Aulia.
“Seperti ini mbak mas.. saya belum selesai. Dalam hal mencari rejeki, kita diperbolehkan mencari sebanyak-banyaknya asalkan harta yang kita peroleh itu tidak hanya untuk kepentingan pribadi kita. Kalau cari harta segunung tapi dipakai sendiri, itu memang rakus namanya. Tetapi saat harta itu digunakan untuk membantu orang lain, untuk kepentingan yang baik bagi banyak orang maka inilha yang diharapkan. Semangat mencari harta banyak dengan landasan semangat memberikan kemanfaatan yang lebih banyak pula untuk orang lain.”, jelas Sidiq.
“Ok, kalau yang ini masih lebih bisa dimengerti.”, kata Aulia.
“Maksudku tadi juga seperti itu..”, sambut Bram yang nggak mau kalah benarnya.
Semua tersenyum dengan ucapan Bram tadi. Semoga memang demikian yang Bram maksud. Just not fo a pretice.
Dari topik satu hingga topik kesekian mereka asik berdiskusi dan sambil bergurau tentunya. Kebersamaan mereka begitu hangat, tak kalah hangat dengan pancaran api unggun. Bagaikan satu keluarga.
Dingin begitu mencekam di tengah malam. Tak hanya menggigil, bahkan sakitnya menusuk ke tulang-tulang. Di tengah dingin yang amat itu, tampak sosok bayangan yang sedang melakukan gerak naik-turun, lebih tepatnya gerakan sholat. Sambil tertatih-tatih, sosok itu berulang kali melakukan gerakan yang sama. Begitu hidmat. Semakin dekat jarak pengamatanku, semakin terlihat jelas guratan pilu dan haru bercampur di wajah sosok itu.
Mulutnya tak henti berucap doa, sorot matanya menggambarkan pengharapan yang begitu mendalam, tampak pula sesenggukan, tetapi tanpa air mata yang menetes. Mengapa? ah... mungkin karena dinginnya udara tengah malam segera membekukan air mata yang keluar? Benarkah demikian? Rasanya kurang bisa dipercaya.. Begitu kuatnya “dingin malam” membekukan air mata atau begitu lemahnya air mata hingga dengan mudah terbekukan? Entah.. yang jelas air mata pun merupakan sumber kekuatan. Kekuatan yang bisa menjadikan pemiliknya mampu bertahan dari segala kondisi yang ia alami. Keluarnya air mata bisa meluruhkan beban batin. Tak hanya berlaku bagi perempuan, pun kaum adam pun demikian.

Finding it



Sunday morning, my eyes was opened slowly. Today is holiday, no working no routinity. Yeach, I'm ready to go travelling anywhere. Last night I ontact my friends to arranage where we will go at sunday morning. Hi-Tech mall, we decided to go there. Well, I think I need to by manything there. Hemm... voala,.. allez vous, iis :)
Beep..beep..beep..beep
My handphone was ringed. I set different ring tone for calling and SMS as anyone do. I can easly mention this ringtone; SMS.
Ah.... just an SMS. I think it's ok to look that later.
It's my badness; often opening SMS late. Hemm.. but I did it with a reason. Sometime I have been teaching, biking, sleeping when it come. But today, I'm still cooking. Actually, I don't bring my handphone when cooking but today I need to bring. We didn't mention what time would going to Hi-Tech mall so that have to discuss it by SMS. After making a breakfast “Terong sambel vs ikan pindang”, I reach my handphone and I read one sentence in my inbox.
“Sister,. I will with my friend. How about you?”
Emm.... tik tok.. well, a have a thousand ways to go there. I type some words to reply this message.
“Ok, don't worry.. I will lets our nice sister for going together so that we can go with 2 mootorcycle. See you”
I still have 3 hours. Hemm... all kitchen works is finish. I walk to bathroom and tarattt... I'm ready to face sunday morning. I went to my neighbour first to give her vegetable which I bought in the traditional market. One pack “tempe” and one plastic “urap-urap” are in my hand.
“Emm.... I think I forgot something. What is that?”
It's also my badness; forgetter; haha. What an old lady!! It's not my first time either hundredth times forgetting something. I think more than 100 thousands I did. I try to remember what thing is I have to bring. Ahaaa.... I cath it in my mind. “External hardisk”. I will copy TOEFL iBT software to my friend.
“Assalamu'alaykum..”
An obligate greeting in my religion(ISLAM); even that is common in my beloved country(INDONESIA). Almost our citizens use that for greeting.
“Wa'alaykumsalam..”
There are 5 girls in my neighbour boarding house. We are friends. My friends and I are talking manythings; about jobs, life and some jokes. I like sunday.
That is an opening section of this sunday. Found it.
For 15 minutes I had been waiting for Bemo(is like a mini bus; a kind of public tranportations in Surabaya). This is not my first time for waiting as like this. I enjoy this waiting time with listening music. Handphone, earphone and power bank are my favorite things in a trip. I realize that it's not good for listening music in public place. I describe person with this action is like a child who dislike to talk each other. But, I still doing that. Ya Allah.... I want to be free from this. Eiiitss... but you need not to say that words. I think, it's ok if there is no one baside you; just people walking away in front of you. Listening music is forbidden for me is there is anyone baside me or in around of me. For example is inside of Bemo. In the Bemo.. it's better for me to do not listening music. Let them to talk each other, share anything you have.
Ngerrr.....
The sound of Bemo was in my ear. Congragulation!! haha.. I spend 20 minutes to reach my friend house. I catch many captures of road life in my mind. Starting with people's behavior at a traffic light, continued by some activities on the road sides, on the market intrance that I passed, the crowdness of main road, other passangers untill the driver attitude. This time, I dislike the driver. He plays his handphone along the road; doing SMS, calling, etc. Huhhh!!! I hate it. But, I can't stop it suddenly. If I do, I think he will be angry and let me turn down from his car. Oh nooo!! I would be in late. Hemm.. it is going away.. and I push on a button to stop in front of Graha Amerta(GA); near of my frined house.
I look for my handphone in my tosca bag. One notification is appered in the wallpaper. You got 1 message. Quickly I open it;
“Sister, please let me know if you are in GA. Mia is going with her friend first. So, coem to my house or I will pick up you soon.”
I'm late. Well, lets continue your sunday Iis!!
Sist. Vhe pick up me and we are talking each other about us. Many themes that we are talking about. I learn manithings from her. Her spirit, motivation, warmness, careness, endurance, etc. Thanks dear Vhe. Today I'm rich of your experience.
Lag phase
“See you Mba Vhe,. Mom(Mba vhe mother in bording house). Thanks for all”
My feet count down number of steps needed to get Bemo. I don't know which Bemo must I use to go to Hi-Tech mall. Hemm... I'm like a loosen girl; don't know where will I go. Tik tok....
Actually I can go to other mall or market; Pucang:em...I think I will not get things I need; the options are ITC or DTC. I often go to DTC, I know which stands I need to visit. But... ITC.. is more complete. How?
My feet is still counting down. There are some poersons there, but I have to choose the right man to whom I ask about Bemo. Well, I meet a half old man.
“Excuse me, Sir. Can you tell me how can I go to ITC or Hi-Tech?”
Em... you can not find Bemo here to go there. You need to turn away.. go there”, he explain with show the reverse direction. It means that I have to walk back. Oh nooo... better I continue my steps forward, anywhere I go.
Where will you go? ITC? I will go there. You can go with me”, sunddenly a boy come to me with his “orange” work uniform. Actually I don't care who is he.. if he is a kind person I will follow him. But.... I'm not sure with him. I don't mention that he isn't a kind man. But.. it's just my feeling, and I prefer to my feeling.
“Don't worry, he is a kind man. If anything happen.. you can contact his boss(upline)”
“Em... I think better I go there Sir. I remember that I can take Bemo there”, I don't know what I say but at that time I have to leave the. I'm sorry.
“Thank you, Sir.”
“Oh.. ya ya... you can take there.. but have to take Bemo two times. Tak care..”
One-two-three-until uncounted steps.. I met a mother ad I ask about same thing.
“Excuse me Mom. Is Bemo N pass this road?”
“I think no Bemo N here. You shoud go there, turn right and pass away the that road”, She show me thr way.
“Where will you go?”
“Actually I will go to ITC or DTC. What do you think about that? Which one is near from here?”
“Em... I prefer to DTC. You can take Bemo P over there.”
“Oh.. thank you very much, Mom”
“Ya.. take care”
Tik tok....
Taking Bemo is funny, I think. Although it make me waiting foa a long time.. but I can get more things than I use motorclycle. 30 minutes I pass in Bemo; that is I can take in 15 minutes using motorclycle. Well, the important is I arrived at DTC mall. Hemm.... lets spend out your time here, Iis.
Log phase
It is like my habit in Thailand#shopping#. But, not everything that I like will be bought. I can filter between my willingness and my needness. Starting by first floor. I search on my needs here.. then I go to next floor until end. Then.. I choose best quality in best price. Haha... have to save my money, guys.
DISCOUNT!!! is a bg magnet to us; womans. One hour I spend to get all my needs. Finished. I have to go to Masjid for praying; SHOLAT. I like this Masjid. I often visit here so that I know any site here. For putting on my bag, taking wudhlu, hanging mukena, taking aa sit for a rest, etc. Walking from Masjid to the main road. I just know that there is a Bemo stand in first flour(not basefloor). I look out the rute, and I go to the end of this route so I can get Bemo faster. I think I can see Bemo P here. But, I didn't find it. Hemm... taking a while for thinking.. remembering.
Ok. I get it in my mind. Without asking people, I walk on the road and cross it, continuing to the road baside of brigde. I wait Bemo P there, but I still don't get it within 20 miutes. Oh no.... maybe I chhose the wrong way. ya... that's right. I have to walk bak to DTC. So sad.... I angry with my self. How stupid am I? I;m so tired in walking. But.. I try to wnjoy it. I try to deny that I waste my time. No.. I have to find something that it's not a wasting time. I believe that everything has “hikmah”. I found a train station. Ahaaa... I never use “komuter” before.. em... by this moment, I can use it to go to Gubeng station. Ok, I will try. But.. it's very crowded. I have to be in listing to get ticket. ah... I think better to go to Joyoboyo. My time is almost finish. It's almost maghrib. I don't want to be in ath road when Maghrib Azan is coming.
On the way of going to Joyoboyo bus station, I found it. What is that? That is might be not a big one, not a special one or a luxurious place. But, it's very meaningfull for me. It make me smaile at that time, even I'm so tired, so hungry and so thristy. oh... dear.. I like this place. I like many things inside.
Some of them are written by the arabic. Yah... first etalase contain Islamic books or I often name it by “kitab”. I have been looking for a book; Tere Liye's book. But I really realize that I would not get it here. It's just a small book shop; most of them are the old books. Just a few that is new. I begin searching for a convient book tittle. I'm interested in a Biology book; “Ringkasan Biologi SMU”. It was printed and published at 2000. wow!! so old. But, I need some parts of this book. Why? Beacause I'm now a teacher and also I'm in learnig for Bioprocess. I bargain it's prize from Rp 12.000,00. Though in talking with the seller, my eyes are concerned to another side of this shop. Aha.... I look a bundle of new books. With my curiousity, I read all of them. Not reading all of their parts, but I just read the synopsis. Finally, I take a book with the tittle “Diary daun-daun yang berjatuhan” or we can translate it to English “Diary of the fall leaves”.
Peak
Book – reading – writting are my passion. I like that so much. Reading give me more learning, understanding about manythings, depend on the theme we read. We don't have to cath that learning by ourself experience. Everyone has the different experience guys.. what will I do with thid book? Surely I will read it.. try to be a character in its story.
Please waiting for the next summary of this book. Thanks for your attantion.
Closing

Tuesday, November 19, 2013

LAB section 2


 “Sawasdee ka...”
“Swasdee krub..”
Sapaan itu tenu tak asing ditelingaku kala itu. Ya, sapaan ala-Thailand dengan suara yang khas merdunya.
“Excuse me, Sir. Would you help me to tell me about the procedure to use this one?”, pintaku pada teknisi Lab yang sangat baik hati.
“Ya..ya.. Chai....chai”, dengan wajah sumringah Khun Songkla atau yang lebih akrab dipanggil Phi Tha langsung mejelaskannya satu persatu sambil mempraktekan. Awesome!! Proud of you, Khun. You help us in full heart.
There are some equipments which I learned before,but I still need to learn some more. The familiar ones are autoclave, laminar flow, incubator, fermentor, centrifuge, spectrophotometer, hot air oven, shaker, microscope, etc. It is easy to understand that's operating. How about unfamiliar ones; RVA, color meter, texture analysis? ah..it's not to much difficult, I think.
“How about this one Sir, should I use distilled water to fill out the chamber?”
“Ya.. distilled water”
“Ok, Sir. Thank you so much”
“If you have problem in operating them.. please feel free to contact me”
“Chai... khun... khob khun ka..”
“Krub..”
The only knowledge is not enough for working well in the Lab. Sometime we are confuse with the real equipments in which there is some different devices from general theory. So, manual technical guidance is absolutely needed. The only experince is also not enough. Sometime, we just follow the seniors experience without confirmation with theoritical method. That can let us to the wrong results. (I don't mention that that experince was wrong, but we need to comfirm to the theory because each sampel.. each work item has different characteristic). Both of knowledge and experinece are important.
Hemm.... bercerita mengenai laboratorium, serasa membuat laporan praktikum saja. Padahal, laporan sudah selesai dan berlalu. Hehe.. Well,let we see to Lab crew. We are from different countries, guys. Certainly I am from lovely Indonesia, so do my friend, Zjahra.
“Hi.. I'm Pick.. what's your name?”
“I'm Iis”
“Pardon? I...?”
“i-i-s.. or.. I-is”
“Oh... ok,.. I call you is
“Ah.. it's ok. Sorry for the difficult pronounsation”
“And you?”, Pick ask to my friend
“I'm Zjahra”
The same problem.. our friends from other countries can't spell Indonesian name clearly. Just about pronounsation, no problem.
Phi Tassana (secretary of FEBT department) let me and Zjahra to the class and Pick is the first friend who we met.
“How about others, Pick”
“I think they will come soon”
“So you are the first person come here. That's great!! what a dilligent student”
“No.. no.. I just... em..”
“That's right, Pick. Dilligent..”
“Haahaha...”, we are laughing then.
Pick is a nice girl from Thai. Actually her hometown is Bangkok, near to our campuss. But she stay at AIT dorm because need to use bus foe 1 hr to go to Bangkok. There are three Thai students in our classmeets; PP(puan pantaree) and Kard. They are so kind friends I meet.
“I-is.. where will you go?”, ask PP to me. She is a sweety Khun Thai.
“Library. And you?”
“Ya.. I also want to go there”
“That's good. Lets go together na..”
Bycicle is the main transprtation in AIT. Motorcycle is not permitted there, so I like AIT with its eco-transportation. PP and I bike to the library. It's not far, just 400 m from FEBT building.
“I-is. How you learn about Food Processing? It is difficult for me”
“Em.. actually I had learned in ITS, my previous campuss. It's more detail there because Food Processing was divided in many subjects in ITS”
“Oh.. really, so that you look expert”
“No.. I'm not expert. Just because of habit. But, I'm poor in Foos science so sometime I need to search in google about many terms used in Functional Food subjects”
“Em.. what term you still confuse?”
“I still don't understand about nutrigenomic, primary, secondary, tertiary functional value, and other terms”
“Oh... don't worry... it's easy”
“But.. remembering is difficult for me, PP”
“You can ask me if you don't understand na..”
“Ok,.. thank you PP”
“welcome.. we learn together”
Ah... senang sekali rasanya punya teman yang baik-baik semua, peduli, ramah. Terima kasih ya Allah. Alhamdulillah... *feeling happy


Wednesday, November 13, 2013

Menari



Menari ku disini
Bersama alunan lagu ini
Terhentak kaki menyeru
Melampaui batas biru

Ku tak tahu arah langkahku
Tak maju tak juga mundur
Hanya loncatan kecil
Merangkai serpihan bunyi

Ya.. menari..
Antara ekspresi dan seni
Antara kejujuran dan keindahan
Antara rasa dan hati
Menari

Tuesday, November 12, 2013

Suka duka nge-Lab di BT Building (part-2)



 “Sawasdee ka...”
“Swasdee krub..”
Sapaan itu tenu tak asing ditelingaku kala itu. Ya, sapaan ala-Thailand dengan suara yang khas merdunya.
“Excuse me, Sir. Would you help me to tell me about the procedure to use this one?”, pintaku pada teknisi Lab yang sangat baik hati.
“Ya..ya.. Chai....chai”, dengan wajah sumringah Khun Songkla atau yang lebih akrab dipanggil Phi Tha langsung mejelaskannya satu persatu sambil mempraktekan. Awesome!! Proud of you, Khun. You help us in full heart.
There are some equipments which I learned before,but I still need to learn some more. The familiar ones are autoclave, laminar flow, incubator, fermentor, centrifuge, spectrophotometer, hot air oven, shaker, microscope, etc. It is easy to understand that's operating. How about unfamiliar ones; RVA, color meter, texture analysis? ah..it's not to much difficult, I think.
“How about this one Sir, should I use distilled water to fill out the chamber?”
“Ya.. distilled water”
“Ok, Sir. Thank you so much”
“If you have problem in operating them.. please feel free to contact me”
“Chai... khun... khob khun ka..”
“Krub..”
The only knowledge is not enough for working well in the Lab. Sometime we are confuse with the real equipments in which there is some different devices from general theory. So, manual technical guidance is absolutely needed. The only experince is also not enough. Sometime, we just follow the seniors experience without confirmation with theoritical method. That can let us to the wrong results. (I don't mention that that experince was wrong, but we need to comfirm to the theory because each sampel.. each work item has different characteristic). Both of knowledge and experinece are important.
Hemm.... bercerita mengenai laboratorium, serasa membuat laporan praktikum saja. Padahal, laporan sudah selesai dan berlalu. Hehe.. Well,let we see to Lab crew. We are from different countries, guys. Certainly I am from lovely Indonesia, so do my friend, Zjahra.
“Hi.. I'm Pick.. what's your name?”
“I'm Iis”
“Pardon? I...?”
“i-i-s.. or.. I-is”
“Oh... ok,.. I call you is
“Ah.. it's ok. Sorry for the difficult pronounsation”
“And you?”, Pick ask to my friend
“I'm Zjahra”
The same problem.. our friends from other countries can't spell Indonesian name clearly. Just about pronounsation, no problem.
Phi Tassana (secretary of FEBT department) let me and Zjahra to the class and Pick is the first friend who we met.
“How about others, Pick”
“I think they will come soon”
“So you are the first person come here. That's great!! what a dilligent student”
“No.. no.. I just... em..”
“That's right, Pick. Dilligent..”
“Haahaha...”, we are laughing then.
Pick is a nice girl from Thai. Actually her hometown is Bangkok, near to our campuss. But she stay at AIT dorm because need to use bus foe 1 hr to go to Bangkok. There are three Thai students in our classmeets; PP(puan pantaree) and Kard. They are so kind friends I meet.
“I-is.. where will you go?”, ask PP to me. She is a sweety Khun Thai.
“Library. And you?”
“Ya.. I also want to go there”
“That's good. Lets go together na..”
Bycicle is the main transprtation in AIT. Motorcycle is not permitted there, so I like AIT with its eco-transportation. PP and I bike to the library. It's not far, just 400 m from FEBT building.
“I-is. How you learn about Food Processing? It is difficult for me”
“Em.. actually I had learned in ITS, my previous campuss. It's more detail there because Food Processing was divided in many subjects in ITS”
“Oh.. really, so that you look expert”
“No.. I'm not expert. Just because of habit. But, I'm poor in Foos science so sometime I need to search in google about many terms used in Functional Food subjects”
“Em.. what term you still confuse?”
“I still don't understand about nutrigenomic, primary, secondary, tertiary functional value, and other terms”
“Oh... don't worry... it's easy”
“But.. remembering is difficult for me, PP”
“You can ask me if you don't understand na..”
“Ok,.. thank you PP”
“welcome.. we learn together”
Ah... senang sekali rasanya punya teman yang baik-baik semua, peduli, ramah. Terima kasih ya Allah. Alhamdulillah... *feeling happy

*be continued ~~

Monday, November 11, 2013

Suka duka nge-Lab di BT Building




Hemm... kenapa sampai menuliskan kisah ini? Mungkin karena diriku sudah terlalu capek sehingga butuh tempat curahan. Bukan pacar bukan boneka... aku butuh laptop dan libre office writter. Saat tiba jadwal fermentasi, aku pun harus siap bergadang, tidur 2x2 jam. Betapa tidak, variabel waktu yang acak membuatku tak bisa menghentikan fermentasi pada jam yang sama saat memulainya. Apalagi menghentikannya semauku sendiri?? Ooo.. tidak bisa!!! Selain itu, prosesnya yang ribet membuatku tak boleh pelupa dan tak boleh ceroboh. Satu langkah gagal, maka GAGAL SEMUA!!!! Oh noooooooooo..... Pernah ku gagal total 1 minggu dengan 3 running. Hemmm.... memang harus fokus!!! Terlebih, ku harus siap mental lahir batin untuk menyambut datangnya jadwal analisa protein Kjedahl. Mengapa? Mau tidak mau, aku harus rela kulit tanganku terluka oleh H2SO4 dan NaOH karena sarung tangan plastik tebalku tak mampu melindungi iritasi dan kulitku juga menjadi hitam kaku. Huhu... Tapi tak terlalu masalah, yang penting thesisku selesai dengan baik. Happ!!! Dan, kini aku punya cara baru untuk mengurangi iritasi kulit ini. Yesss!!!Bagian yang cukup santai tapi membosankan yaitu menggiling dan mengayak tepung sorgum. Pekerjaan ini bisa dilakukan kapan saja sesuai mood-ku, asalkan tidak keburu deadline! Maksudnya?? Deadline untuk ayakan tepung 60 mesh adalah saat akan mulai fermentasi dan analisa kadar protein. Untuk mengatasi kebosanan, tak lupa aku membawa laptop atau HP. Entah FB-an, youtube “Dari hati ke hati”, “Aa Gym”, lagu-lagu jadul, baca-baca resep masakan, artikel kesehatan atau sekedar lihat gambar-gambar lucu seperti pikachu, doraemon, saliormoon, dll. Yah... Gado-gado!! Dan saatnya gad-gado disajikan untuk semua, tentunya via tulisan ini. Taraaattt... Bon a petit!!

#to be continued ~~~




Saturday, November 9, 2013

Culture show AIT ??


Culture Show 2013 is a memorable event, always. Dengan tema “rainbow of life”, tim INDOENSIA benarr-benar melukis rainbow dalam performance maupun proses mulai dari persiapan hingga pembubaran panitia. Dalam waktu hanya satu bulan dan personil yang cukup terbatas, INDONESIA berhasil memborong 4 piala dan menjadi juara umum kedua dari 7 negara. Jika dibandingkan dengan Juara umum 1, SDM kita kalah jauh karena juara umum 1, yakni Sri Langka memiliki ratusan mahasiswa dan banyak mahasiswa undergraduate mereka ikut berpartisipasi. Sedangkan kita, pesertanya mahsiswa master dan doktoral tingkat akhir. Bisa dibayangkan perbedaan SDMnya kan? Dan lagi-lagi aku bangga dengan INDONESIA dengan segala keterbatasan mampu memborong 4 piala, terlebih 2 piala adalah juara 1 dan yang lain adalah juara 2. Proud of you. Belum lagi, kendala saat tampil sangatlah berat. Saat tari kontemporer tampil, musik mati di tengah jalan. DEPPP!!! Untung saja musik mati saat diam(transisi gerakan), dan akhirnya kita mendapat kesempatan kedua kali untung mengulang dari awal. Tak hanya itu, 2 peserta mundur sebelum tampil karena alasan yang darurat. Masalah kesehatan. Seketika kami harus mengambil tindakan cepat H-3 jam. Dan akhirnya, performance was well done. Mengganti personil bukanlah hal yang mudah terlebih dengan gerakan tari yang seabrek. Hemmm... luarrrr biasa!!
Tepuk supporter ala INDOENESIA dan lagu “iwak peyek” senantiasa heboh dan menghebohkan orang-orang se-AIT. Bahkan, banyak dari mereka yang tiba menyanyikan lahu iwak peyek dengan lirik “nananana... nanana nana nana...”, karena saking seringnya kami membuat heboh suasana kompetisi dengan lagu itu. Wal hasil, INDONESIA pun terkenal dan menjadi trand setter. Tahukah kalian? Saat kami berkumandang “INDONESIA.......”, orang-orang non-Indonesia pun banyak yang ikut bertepuk “Prok-prok prok prok prok prok!!!”. Bahkan, tak jarang mereka dari Pakistan maupun Sri Langka yang ikut berteriak INDONESIA!!!. So awesome!!!. Tepuk dan lagu ala Indonesia ini sangat familiar saat mini olympic(sport competition) dan show, baik welcome show maupun culture show. *)Welcome show sebenarnya mirip dengan culture show, bedanya hanyalah culture show lebih dominan dan fokus ke budaya.

Saturday, October 26, 2013

Hilang

Hilang sudah kabut itu
Hilang pula dingin yang menyelimut
Hilang sudah kesunyian malam
Hilang sudah sinaran rembulan
Artinya.. hilang sudah waktu bermalas-malasan

Hilang...
Hilang sudah keceriaan
Hilang sudah ramainya anak-anak berseru riang
Artinya.. hilang sudah waktu untuk bercengkerama

Hilang..
Setiap yang hilang tak akan tampak olehku
Setiap yang hilang tak kan hadir dalam kami

Hilang..
Kata hilang sering menyesakkan
Mesti tak selalu demikian
Seperti hilangnya anak dari pelukan Ibu
Ataupun hilangnya kasih dalam tatapan anak
Itu sanga menyakitkan

Namun, sangatlah menyakitkan
manakala kehilangan kasih-Nya
Na'udzubillah..

Friday, October 25, 2013

A little thing


 Bismillahirrahmanirrahim....


Perjalanan dimulai. Seorang anak kecil berambut ikal dengan warna hitam lekat berlarian menjauh dari jangkauan ibunya yang tengah duduk di kursi nomor 16. Disambarnya sebuah gantusi ngan kunci bermotif boneka burung hantu warna-warni khas Chiang Mai yang tergantung rapi di tas warna cokelat. Wal hasil, pemilik tas pun kaget dan terperanjat dari tidurnya.
“Innalillah..”, sebut si gadis belia dengan seragam SMU-nya.
Si kecil pun tak peduli, ia masih asik dengan gantungna kunci itu. Wajahnya yang imut dan polos membuat raut wajah si gadis belia menjadi cerah seketika. Seolah pemuda yang terpana oleh pesona cleopatra. Yang namanya anak kecil, benda apapun sudah terbiasa dimasukkannya ke mulut. Satu..dua..tiga.. gantungan kunci itu pun perlahan diangkat dengan kedua tangan si kecil yang imut. Belum sempat sampai ke mulut, dua tangan kanan perempuan yang lebih tua darinya sama-sama meraih gantungan kunci itu, berusaha menghalangi tingkah si kecil tadi.
“Aduuh...maaf ya tante. Si aliya emang suka gini, nggangguin orang mulu”. Jelas sang ibu dari si kecil Aliya sambil menggendong Aliya dengan sedikit paksa. Aliya pun menolak dengan kuat. Tak mau melepas gantungan kunci yang dia temukan tadi. Aliya pun menangis. Hampir semua penumpang memperhatikan tangisan Aliya. Namun Aliya tak peduli. Pandangannya tetap tak lepas dari gantungan kunci itu.
Dengan segera, si gadis belia tadi menjawab permintaan maaf ibunya Aliya.
“Oh.. ndak papa Bu. Saya malah suka lihat anak kecil. Apalagi imut kayak Aliya”. Sahutnya sambil melepas gantungan kuci dari ujung resleting tas coklat kesayangannya. Dengan gembira ia pun memberikan gantungan kunci itu kepada Aliya. Dipegangnya tangan kanan Aliya kemudian diletakkanlah pula benda itu di tangan kanan Aliya sembari berkata,
“Ini buat Aliya ya sayang. Jangan nangis lagi. Ummm..” ucapnya sambil mencubit gemas pipi tembem Aliya.
“Waduuuh tante, ndak usah. Ini kan punya tante, nanti mau dipakai”, ujar si ibu sambil berusaha mengambil alih gantungan kunci.
“Ndak papa Bu, saya masih punya banyak. Itu buat Aliya”, jawab si gadis belia. “Ya kan cantik..”, tambahnya sambil mencubit gemas pipi tembem Aliya lagi.
“Wah tante.. jadi ngrepotin dobel nih. Udah ngganggu, malah dikasi hadiah. Makasi banyak ya tante..”, ucap si ibu sambil seolah meminta si Aliya untuk mengucapkan terima kasih pada tante itu.
“Sama-sama..”, jawabnya
“Oiya.. namanya siapa tante?”, tanya si ibu
“Saya Arin. Silahkan duduk disini, Bu. Kebetulan sebelah saya kosong”, Arin menawari kursi kosong sebelahnya sambil ia bergeser ke arah kursi dekat jendela.
“Terima kasih tante. Saya kebetulan sama bapaknya Aliya. Itu di belakang” Jawab si Ibu sambil menunjuk ke kursi nomor 15. Aliya pun sibuk bermain dengan gantungan kunci itu tanpa protes dari gendongan ibunya. Sembari bercakap-cakap, si ibu sesekali membenarkan posisi gendongan Aliya agar nyaman.
“Tante Arin sendirian? Mau kemana?”, tanya si Ibu.
“Iya Bu, saya mau pulang ke rumah. Tadi ada telpon untuk segera pulang”
“Rumahnya dimana?”
“Di Pemalang. Sekitar 6 jam dari sini”
“Em.. jauh juga ya?”
Tiba-tiba, bus pun mendadak direm. Untungnya si ibu pegangan erat. Aliya pun masih berada dalam gendongan ibunya tanpa respon apapun.
“Ya Allah... kaget. Kok rem mendadak sih ada apa. Untung... Aliya ndak jatuh ya nak”, ujar si ibu sambil memeluk tubuh kecil Aliya. Kemudian si Ibu mencium pipi Aliya dan mengusap rambunya.
“Ya sudah ya Tante.. saya ke belakang dulu” si ibu berjalan ke belakang sambil berjalan pelan mengimbangi laju bus yang cukup kencang.
Waktu terus berjalan mengiringi laju bus, langkah kaki, hembusan angin dan juga putaran bumi. Sudahlah tak tampak lagi bus tempat Arin, Aliya dan ibunya bercakap-cakap. Hijaunya jalanan sepanjang bus melintas berkurang perlahan. Tergantikan megahnya bangunan-bangunan era 2000an. Kini, rumah joglo bukanlah bangunan populer di tempat itu, melainkan bangunan berdinding-dinding kaca yang sedang trend.
***
Pagi itu, suasana kantor “Nani-kore de Alimantaire” tampak ramai. Tak hanya aktivitas para pegawai saja, melainkan hari ini adalah hari penyambutan para penerima beasiswa NKF(Nani kore Foundation) di Kota Sakura. Ya, beasiswa ini dikhususkan bagi pelajar Indonesia untuk mengikuti summer school di Jepang dan Perancis. Puluhan schoolars dari seluruh Indonesia Raya tengah larut dalam hangatnya suasana welcome party.
“Saya harap kita bisa menjadi satu keluarga yang saling menjaga satu sama lain meski hanya berjumpa sebentar. Dua bulan bisa jadi waktu yang lama dan bisa jadi juga adalah waktu yang singkat. Tapi, percayalah. Saat kalian akan pulang ke tanah Air nanti, kalian akan merasa waktu berjalan begitu cepat. Seolah ingin menambah 1 hari jadi 37 jam. So, manfaatkanlah waktu kalian sebaik-baiknya disini. Don't be later. Baiklah, sekian sambutan dari saya. Good luck for your study.. have a nice journey in Japan. Arigato..”, wanita paruh baya itu kemudian berjalan menuju para scholars. Dijabatlah tangan mereka satu-per-satu. Saat berada pada jabatan tangan ketiga, dia merasa ada suatu perasaan yang aneh. Tampaknya ada sesuatu yang sama dengan dirinya pada anak itu. Tapi entahlah, dia segera enyah dari pikirannya itu kemudia melanjutkan bersalaman pada scholars lain.
Jarum jam masih setia berputar mengikuti polanya. Pagi berganti siang kemudian sore dan malam. Lalu, kembali pagi(lagi) hingga Sang Kuasa menghentikan putaran bumi. Pagi yang cerah. Betapa tidak cerah, matahari bersinar begitu cantik. Tak redup, tak sayup dan tak pula menyilaukan. Hangatnya pun tak berlebihan. Di atas rerumputan hijau itu lah para scholars bersama NK-family melakukan senam bersama yang. Kali ini bukanlah “senam kreatif” ala pengkaderan alias ospek yang biasanya sarat gerakan aneh-aneh yang diminta senior. Hehe.. Semua peserta tampak riang meski sebenarya senam ini menguras tenaga. Bagaimana tidak? 60 menit non stop dengan sekian banyak gerakan. Apakah gerangan yang membuat mereka tetap riang? Maybe because of their high passion to sport, even with an enjoyable gymnastic.
“well, now is the time for us to go to your room and please prepare your self to the next programs”, seru panitia pada semua peserta senam.
Beramai-ramailah mereka kembali ke kamar masik untuk bersiap diri. Masing-masing mengambil beberapa titipan mereka ke panitia. Bukan koper besar atau belanjaan yang dititipkan, tapi sekedar handphone atau pun benda berharga lainnya. Satu, dua, tiga berbaris ke belakang untuk mengambilnya. Tidak uyel-uyelan seperti anti sembako atau daging Qurban yaa.
“Elisa..”, panitia memanggil nama peserta satu per satu. Gadis bernama Elisa pun mengambilnya.
“Dhoni..”
“Kiki...”
“Salman...”
“Stevani...”
“Nando...”
“Ayu...”
Dan masih disebutkannya nama-nama itu hingga tertinggal satu orang yaitu Aliya.
“What's your name, sister?”
“I'm Aliya. Is there my small bag?”
“What's bag? I don't know. Maybe you left it in your room..”
“No. I'm sure that I put here”, jelas Aliya sambil menunjukkan ke kotak tempat ia menaruh tas kecilnya. Aliya tampak resah dan matanya hampr berkaca-kaca. Ia pun duduk sementara panitia mencoba menyakan ke yang lain bilamana terbawa mereka.
“Sudah Al.. ditunggu saja,. Pasti nggak ilang kok. Mungkin ada yang mengamankan atau naksir kali sama tas kamu. Hehe..”, Sherly pun meghiburnya pelan.
“Tapi Sher.. disitu itu ada barang yang sangat berharga buatku. Emang sih nilai rupiahnya gak seberapa. Tapi itu penyemangat aku..”
-------------------------
#to be continued

Tuesday, October 15, 2013

Nani-kore Kitchen (Bagian I : Pendahuluan)




Pernah ku bercerita tentang Nani-kore yang kebetulan dimuat di radio PPI dunia. Wah... merasa sesuatu banget akan penghargaan ini. Terima kasih kepada mas aris, seorang wartawan sekaligus penyiar raio PPI Dunia. Cerita itu bermula dari sajian gado-gado ala nani-kore Kitchen dalam acara International Food Expo di gedung NSTDA, Thailand. Dari situ kami merasa bahwa ternyata masakan Nani-kore Kitchen membawa manfaat buat Citra INDONESIA. Siapakah Nani-kore Kitchen itu? Yaitu kumpulan mahasiswi joint-degree ITS-AIT yang kebetulan suka masak-masak dan bereksperimen bersama tepung, sayur dan daging atau sea food sekalipun. Meski tak banyak yang kami hasilkan tapi itulah tadi, ternyata masih membawa manfaat buat kami sendiri dan juga negara tercinta. Baiklah, disini tak akan panjang lebar dijelaskan tentang show of Nani-kore Kitchen di NSTDA.

Seperti apakah keseharian Nani-kore Kitchen? Yukk.. kita tanya pada empunya; 1)ummi(biasa dipanggil master della wawa), 2)iis(biasa dipanggil biskuit), 3)vivin(biasa disebut mak piping), 4)vely(mungkin biasa dipanggil kazu), 5)ajeng(biasa dipanggil junga). Kenapa setiap orang punya julukan masing-masing? Dan sebenarnya vely lah yang tidak punya julukan pasti. Hanya saja bisa lah ya dipanggil kazu(karena dia yang suka Jepag-jepangan sampai tiap hari pakai bahasa Jepang::les gratis ma dia::hoho). Mengapa demikian? Vely ini memang orangnya suka ngasih nama kesayangan pada temen-temennya. Seperti nama-nama kami berempat ini. Hehe.. maaf ya vel... si biskuit lagi jujur(selalu. Hehe). Ok, marilah kita simak apa kata mereka:

1)ummi berkata:
aduuuh..bingung deh mau nulis apa di sini..deg-deg’an banget sebab bias masuk liputan penulis kenamaan Ning Nur’Istianah ini..hihihihi..emmm..aku seneng banget bisa bertemu ama member nani kure ..mungkin inilah jalan dari Alloh SWT agar aku bisa berlatih sabar kayak biscuit..bisa menikmati hidup dengan relax kayak Junga..semngat yang membara dan selalu confident kayak Vely dan Piping…love u all my beloved friends..untuk menjaga tali silaturahmi di antara kita..emang bener juga sih kata Piping..kita ntar kayaknya harus besanan…hahahahahaha..so always keep contact ya guys everywhere and anytime..warm hug to all of u..muah muah muah…(nulis sambil mewek)..

2)iis berkata:
Bersama kalian, hidupku lebih berwarna. Ya, itulah kalimat yang sering terucap dari diriku. Pokoknya adaa aja. Mulai dari pribadi yang warna-warni; ada yang kalem, serius, ada yang kocak, ada yang super bijak, ada yang perhatian, ada yang mengalir dan ada yang heboh juga. Seru deh pengalaman bareng mereka. Tak terlupakan. Banyak pengalaman di dapur, di jalan(nganter pesanan), di pasar, acara di luar dan juga ada pengalaman kena tegur karena saking hebohnya. Hemm... benar-benar warna warni. Kalau diceritakan satu-persatu gak bakalan cukup di lembar ini.
Terima kasih ya kawan. Jangan lupakan Nani-kore Kitchen yaa.. bahkan kalau diridhloi, semoga masing-masing kita punya cabang Nani-kore Kitchen di daerah masing-masing. Hehe... amiiiin ^_^

3)vely berkata:
nani artinya apa, kore artinya itu. Digabung jadi apa itu.. I give this name because... setiap hidangan yang kita sajikan selalu menebar pertanyaan karena tiap harinya berbeda dan selalu unik serta menarik untuk diulas hahahaha... Bersama kalian semua aku jadi bisa masak dan bisa makan hahahaha. Vegetarian girl berubah jadi semi vegetarian.. yang nggk bisa pegang ayam dan ikan jadi bisa masak ntu hewan sekarang. Saat masa kejayaan restaurant ini banyak sekali pelanggan yang datang dan keuntunganpun lumayan bisa menutupi biaya makan kita sehari-hari di Thailand... tetapi seiring dengan bertambahnya umur.. restaurant inipun menjadi restaurant yang gratis tanpa dipungut biaya hahahaa dan lama kelamaan bangkrut heheheh... Dengan piping sebagai spesialis sambel, biskuit spesialis kue, master spesialis masakan Indonesia, junga spesialis desert dan saya sendiri spesialis masakan internasional membuat warna-warni nani kore kitchen semakin unik dibandingkan kitchen-kitchen lain hahahahah

4)ajeng berkata:
ok, i will try to talk about NK (bukan MK loh ya, hahaha) a.k.a Nani Kore Kitchen, seperti yang sudah dijelaskan para member diatas, rasanya sudah begitu jelas tentang pengetahuan dasar tentang NK . Tapi ok, mau nggak mau saya juga harus ngomong, hehe.. Ok, Start,, Keberadaan NK disini diawali dengan kondisi makanan Thai yang kurang pas dengan mulut kita (dulu, sekarang udah terbiasa dg makanan Thai :P) dan teman2 yang sangat baik (bagiku), mau nggak mau kita harus masak (menghemat sih tujuannya :D). Akhirnya kami berlima (aku, vely, master, piping n biscuit) bersatu mebentuk satu kesatuan dapur "Nani Korek" yang setiap sore harinya memasak untuk kebutuhan perut kami (kadang buka lapak juga buat nambah kas negara. haha). Yang paling miris di dapur ini, semua dihitung seadil-adilnya (ex: berapa potong telor/tahu), dibagi sama rata, sama rasa (asin ya asin semua :D). Dengan kemampuan member yang berbeda-beda (sesuai yg disebut di komen atas) NK adalah dapur yang melayani berbagai macam pesanan, mulai dari makanan ringan sampe yg berat sekalipun, mulai dari lokal Indonesia sampai interlokal ex: Japanese food (maaf sedikit lebai :P). Dengan adanya order dari teman2,cukup lumayan buat menghemat uang makan kitasetidaknya buat membernya sendiri nggak perlu mengeluarkan duit buat makan. Namun seiring dengan berjalannya waktu, member NK satu per satu mulai meninggalkan tanah Thai. Dapur Komersial Nani Kore sedikit berubah orientasi menjadi Dapur Sosial. That's all

***bersambung ~~~ 

Thursday, October 10, 2013

kejenuhan dan pemaksaan


Titik jenuh. Apakah itu? Yaitu saat otakku sudaha tak bisa berfikir lagi. Saat kebosanan sudah tak bisa ditahan. Move on. Itu yang mungkin dibutuhkan. Tinggalkan kondisi jenuh itu dengan relaksasi. Keterpaksaan bisa jadi baik bisa jadi merusak. Sebagian orang berpendapat segala sesuatu yang dipaksakan itu tidak baik. Memang, hal itu benar. Dan ada pula yag berpendapat bahwa terkadang paksaan itu diperlukan. Ini juga benar. Sebenarnya tergantung konteks dimana kita berada. Berkaitan dengan kejenuhan, paksaan bisa jadi sebuah penyebab yang jika ditumpuk terus menerus akan menjadi jenuh karena yang dipaksakan tak kunjung berbuah. Namun, saat berada pada titik jenuh dan seseorang memaksaan diri untuk lepas dari kejenuhan..memaksa diri untuk out of the box, maka dalam hal ini paksaan bisa menjadi solusi kejenuhan itu sendiri. Umpama suatu “besaran”, maka bisa saya sebut paksaan merupakan “besaran vektor” yang memiliki 2 arah berlawanan. Bisa jadi positif bisa jadi negatif tergantung arahnya.
*)dan seperti saat ini, mata yang sangat terkantuk karena dipaksakan untuk bekerja rupanya memita haknya. Baiklah, sekarang saatnya saya sedikit memaksakan jari-jariku ini untuk say good by pada keyboard. Bismillahirrahmaanirrahiim... time for sleeping. See you all

Tak berjudul


Bismillahirrahmaanirrahiim..

Terkadang terlalu banyak berfikir itu malah tidak membuahkan hasil. Terlalu banyak pertimbangan bikin pusing. Contohnya sekarang ini, sudah dua bulan memikirkan tema tulisan, tapi tak kunjung diunggah di blog kesayanganku ini. Emang sih, beberapa judul sudah aku mulai tulis, tapi ujungnya malah tak berujung, menggantung dan terkatung-katung. Hemm.. baiklah, mari kita mulai..

First, take a time for yourself. No need to take out your time from others, but use your time wisely; balancing time for them and for your self. Ini adalah kendala sangat penting saat menulis. No time for writting.
1)Waduuuh.. sibuk banget aku, gak sempet nulis. Kerjaan segudang.. pulang kerja pastinya capek banget dong.
2)Iya nih, nulis tuh butuh waktu tenang. Waktu luang sih ada, tapi seringnya di rumah tu rame, berisik jdi gak konsen. Ya yang suara mobil-motor lewat lah.. suara hajatan lah... anak-anak kecil mainan lah.. ada lah pokoknya. Malah, gak banyak para penulis yang sengaja bela-belain pergi ke puncak hanya buat nulis.

Second, make a good mood for your self. Saat kita punya keinginan dan tekad yang kuat untuk menulis(yang bukan sesaat), maka moody factor bisa kita kedalikan. Mood yang baik memang sangat dibutuhkan saat menulis.
*)Aku itu orangnya moody banget. Dan ini yah.. bahkan orang yang gak moody pun tetep aja butuh good mood buat nulis.
Tapi bukan berarti kita haruss menunggu sampai mood kita benar-benar baik/ok dengan sendirinya. Bisa dong.. mengusahakan untuk menciptakan mood baik kita sendiri. Well, banyak orang bilang kalau ini adalah hal susah. Tapi coba dech, jalankan aja...jangan berhenti sampai mood baik itu muncul. Kalau belum muncul, coba lagi... *(asal jangan lupa waktu sholat dan kewajiban lainnya ya... hehe). Terkadang, mood itu justeru muncul di tengah-tengah tulisan kita atau bahkan di akhir.

Third, just writte and writte. Memulai nulis aja nggak cukup. Kalimat pertama ok, kalimat kedua ok, paragraf pertama well done, nah.. giliran lanjut paragraf kedua bisa jadi otak berhenti bekerja. No idea, kosong, dan buntu. So,.. tulis aja apa yang ada dihati..sepertinya ini hanya untuk menstimulus otak agar bisa berfikir lagi. Dan lagi, meski kita tak bisa berfikir sedikit pun maka hati tetap punya kata untuk disampaikan. Meski sekedar satu huruf. Listen your heart, dear.

Fourth, make it nice. Hemm.. definisi bagus memang tidak mutlak dari satu pendapat saja. Banyak orang yang berusaha mati-matian untuk editing tulisannya dengan gaya bahasa yang begitu puitis, sastraistik, agar kelihatan lebih cantik dan banyak dilirik(red:dibaca). Tapi, bahasa yang jujur, sederhana dan apa adanya bisa jadi malah lebih mudah dipahami. Contohnya saja karya-karya Bang Tere Liye. Sempat sharing dengan temanku, namanya Nadya. Kita sama-sama nge-fans sama Bang Tere Liye. Keren banget deh pokoknya karya-karya beliau. Namun, bukan berarti aku nggak suka karya-karya penulis lain dengan bahasanya yang indah yaa.. bahkan Kang Abik hingga Sastrawan Kahlil Gibran juga menjadi inspirasiku. Setiap penulis memiliki karakter masing-masing dan setiap orang pun memiliki penilaian masing-masing terhadap suatu karya.
*)I think you know more how to make it nice

Finally, Terima kasih sudah menjadi pembaca tulisan yang mungkin tidak ada artinya ini. Dan meski secuil, semoga tetep masih ada manfaatnya. Minimal menjadi motivasiku untuk selalu menulis. Amiiin..


Tuesday, July 23, 2013

Kesempatan

Andai saja ku tak sia-siakan kesempatan itu...

Penyesalan memang selalu datang di akhir. Penyesalan akan datang setelah seseorang kehilangan sebuah kesempatan. Kesempatan untuk mendapatkan, melakukan hal yang sesuai, cocok dengan hati seseorang.
Akankah kesempatan datang kedua kalinya?
Ku tak tahu pasti jawabannya, yang ku tahu waktu tak kan bisa diulang. Setiap detik yang manusia punya, setiap nafas yang manusia hembuskan memiliki memori tersendiri. Terkadang baik, terkadang tidak. Namun, apakah kesempatan setiap orang sama? Entah.. yang pernah kudengar dari seseorang, "keberuntungan adalah gabungan kesempatan dan usaha", sebuah kalimat bijak.

Sebelum jauh berbicara kesempatan, apa ya arti kesempatan itu?
Sejauh angan dan pikiranku menerka, kesempatan itu adalah suatu keadaan yang kita punya melakukan sesuatu. Kesempatan tak hanya waktu, melainkan gabungan dari berbagai faktor. Bisa jadi waktu, tempat, orang, dll. Setiap orang pasti punya pengalaman sendiri-sendiri terkait kesempatan. Iya kan?

Bisa kah kesempatan itu dibuat?
 

Tuesday, July 9, 2013

Hari pertama R-1434

Bismillah...
Subhanallah...
Walhamdulillah...

Ya Allah, terima kasih seagung-agungya bagi-Mu. Sungguh hamba merasa menjadi orang paling beruntung.
Tanpa terasa, sudah sejauh ini hamba berkesempatan berada di bumi-Mu, ya Robb.

#Penghujung waktu (jadi teringat tulisan sebelumnya) : intinya maksimalkan waktu untuk menanam kebaikan karena suatu saat bahkan setiap saat kita pasti menuai buah manisnya. Di penghujung waktu kali ini, seorang anak kecil berinisial "i" datang padaku. Dia merengek-rengek minta digambarin. Satu, dua tiga kali aku bilang "nanti". Tapi ternyata semangatnya yang senekat itu membuatku luluh untuk menggambar untuknya. Ternyata, di dalam renungnya atas gambar itu mucullah kata "penghujung waktu yang sangat indah". 

Penghujung waktu kali ini, sangat cantik dihiasi dengan hadiah yang datang tanpa disangka, yang semula jauuuh dari angan. 
Pertama: Alhamdulillah si kecil tadi sudah bisa membuka lembaran baru di bulan penuh berkah ini. #read: benar-benar lembaran, yakni lembaran Kalamullah Al Karim(Al-Qur'an). Bismillah... semoga lebih konsisten dan be better everytime. Al Qur'an penyejuk jiwa.
Kedua: Tarawih hari pertama dengan suasana Luar Biasa!!! Masjid AIT, pasti si kacil tadi akan sangat merindukannya. Bacaan surat sholat tarawih dimulai dari Al-Fatihah, Al-Baqoroh genap 1 juz untuk hari pertama. Imam sholatnya seorang hafidz Al-Qur'an. Ya Allah Ya Robb, tuntunlah hamba ini selalu.. dekatkan dengan orang-orang sholih dan sholihah. Terimalah sholat hamba, segala amalan hamba.. Praying:an absolute need of people.
Ketiga: satu langkah akademik terlewati, bisa pulang membawa oleh-oleh untuk orang tua dan keluarga tercinta. Sebenarnya, akademik bukanlah hal paling utama dalam hidup si kecil. Namun, tetap saja itu penting diantara hal penting lainnya. Sungguh ini tak disangka olehnya, ternyata Allah Maha Penyayang, memberikan orang-orang terbaik di sekelilingnya yang membantu memperlancar urusan akademiknya ini. Now, the most important is how to utilize that one to be useful for others. Bismillah.. 'Ilmu yang mafa'at dan barokah.
Ke-empat: senangnya bisa berbagi pengalaman bersama teman-teman. Bukanlah maksud untuk menyombongkan diri dll melainkan hanya ingin berbagi pengalaman semoga bermanfa'at. Karena terkadang, hal sepele menjadi sangatttlah berharga. 

#Seiring berjalan waktu... preparing my self to face the future. Semoga Allah masih memberi kesempatan lagi untuk menatap esok. Amiiiiin

Koop khun ka, Terima kasih, Jazakumullah khoiron jaza'
AIT dorm, 10/07/2013/0:50

Sunday, June 30, 2013

Cerita di penghujung hari



Bismillahirrohmaanirrohiim...

#30 Juni 2013 Pukul 22:14, sebentar lagi akan berpindah bulan karena pada bulan Juni ini tak ada tanggal 31. Ingat yaaaa, jangan lupa. Hanya sampai tanggal 30 Juni. Di penghujung hari ini pula, dengan sisa-sisa tenaga yang ada seorang anak kecil memainkan jarinya di atas keyboard. Bukan keyboard yang biasa dimainkan untuk mengiringi sebuah nyanyian, melainkan yang senantiasa menjadi saksi atas buah karya tulisan manusia.

#Sekilas flashback satu bulan lalu, banyak hal yang aku temukan. Hal yang mungkin baru tak lagi tapi aku yakin akan manfa'atnya yang luar biasa. Mulai dari hal akademik, kesehatan, keluarga, persahabatan dan tentunya ruhiyah. Dari serentetan itu, ada 1 hal yang membuat aku merasa menemukan satu sisi jiwaku kembali. Bermain bersama anak-anak kecil. Mungkin terdengar aneh, tapi sungguh hari itu membuatku sangat bahagia.

#Tanggal 4 Juni 2013, bertepatan ulang tahun keponakanku Devan(anak dari Teteh Diah dan Pak Didin dari Bandung yang sama-sama  tinggal di AIT) menjadi momen unforgettable. Bismillah... kali pertama menjadi MC ulang tahun anak-anak, meski bukan pertama kali menghadapi anak-anak kecil. Pertama-tama sempat bingung, kaku dan tak tahu bagaimana menjadikan suasana ramai terlebih harus menggunakan bahas Inggris. Bersama partnerku Dini, akhirnya 1-2-3 Bismillah... mengalirlah acara demi acara. Entah, dengan keterbatasan bahasa Ingris dan pengetahuan membimbing anak kecil semua berjalan seolah-olah tanpa halangan. Adaaaa saja yang bisa dikatakan, dilakukan.. semua juga berkat bantuan teman-teman. Di sela-sela games, diriku hampir saja menitikkan air mata haru.. akhirnya... keceriaan anak-anak kecil memberikan energi luar biasa. Energi untuk tersenyum dan berbunga-bunga hati. 

#Selepas acara, terbayang serangkaian kegiatan kampus maupun SFSC Surabaya yang sering kali melibatkan anak-anak kecil. Kegiatan mengajar anak-anak, outbond, lomba-lomba, penyuluhan kesehatan, mengaji dan buka bersama... semua membuatku kangeeeeen dengan masa-masa itu. Teringat wajah ceria dan polosnya mereka. Semangat yang luar biasaa. Teringat pula sikap manja dan kenakalan-kenakalan kecil mereka. Sungguh Allah sangat Peyanyang yang telah memberiku kesempatan untuk mendapatkan kesempatan itu. What a nice memory!!

#Sebuah memori. Ya!! Waktu yang telah kita habiskan sebelum-sebelumnya telah menyimpan memori yang kita lakukan, kita kerjakan. Saat kurenungkan beberapa hari, beberapa minggu, beberapa bulan bahkan beberapa tahun lalu yang kulalui, terlihat lobang-lobang besar yang seharusnya bisa diisi dengan kebaikan-kebaikan. Muhasabah!! Mungkin itulah mengapa muhasabah(interospeksi diri) perlu dilakukan agar diri ini bisa melihat apa yang kurang dariku. Istiqomah!! Itulah yang sangat kubutuhkan agar tetap berada pada jalur yang seharusnya agar tak tergelincir ataupun tersesat. Ya, waktu ternyata sangatlah berharga. Salah satu kalimat dalam kitab Syarah Al-Hikam karya D.D. Pakih Sati, Lc. yang patut menjadi motivasi buatku:
Menunda kebaikan = kebodohan jiwa

#Penghujung waktu. Masa akan terasa lebih manis jika diisi dengan kebaikan-kebaikan yang tulus dan ditutup dengan yang lebih baik dari sebelumnya#

-- AIT dormitory, 30 June 2013; 23:15 --